يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً 

“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah rasul serta ulil amri di antara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan rasul (As Sunah) jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Hal itu lebih baik untuk kalian dan lebih bagus hasilnya.”

(QS. An Nisaa’ [4]: 59)

Kamis, 19 Agustus 2010

SETELAH BERTEMU ALLAH,... THEN???

Oleh : Padi Muda

Suatu hari Seorang saudaraku menanyakan hal yang pernah dulu aku rasakan. "Kenapa kok setelah bertemu Tuhan, aku merasa biasa-biasa aja ya? Tadinya kupikir setelah bertemu,aku akan  lebih rajin beribadah: aku akan lebih banyak mengerjakan sholat sunat, lebih banyak sedekah, lebih sering puasa, dan lain sebagainya. Tapikok aku merasa biasa saja seperti sebelum bertemu dengan NYA. Apakah ini wajar? Apa ada kesalahanku?"

Aku tersenyum,dan seorang saudara lain menyahuti "Sudah untung bisa bertemu Allah bang. Berapa banyak manusia yang beribadah tapi tidak ditujukan kepada ALLAH, melainkan ditujukan kepada isi kepala mereka sendiri? Sekarang sampeyan sudah bisa sholat dengan 'wajjahtu wajhiya' yang NYATA, benar benar menghadapkan wajah sampeyan kehadapan wajah NYA. Sampeyan bisa berpuasa dengan benar-benar ditujukan kepada ALLAH, bisa mengerjakan apa saja bersama NYA. Bukankah berarti sudah jelas bagi sampeyan makna 'Awal beragama adalah mengenal ALLAH'?"

Saudaraku yang bertanya menjawab "Memang benar bang, semua ibadah dan hidupku menjadi jelas dan pasti kutujukan kepada Allah, nggak nyasar entah kemana. Tapi kok aku gak merasa hal yang lebih ya? Seakan akan setelah bertemu ALLAH, ya sudah. Kalau aku lihat saudara-saudara yang lain, mereka sepertinya lebih punya power untuk mengerjakan apa saja. Mereka terlihat benar-benar seperti malaikat yang bisa mengerjakan apapun perintah ALLAH sampai selesai dengan sempurna. Selalu ada jalan dan pertolongan untuk mereka dalam mengerjakan apapun. Benar-benar nampak kalau mereka dekat dengan ALLAH hingga seluruh alam pun membantunya.
Sementara aku..aku selalu menemui hambatan dan tersendat-sendat di setiap gerak langkah ku.Apa saja yang ku kerjakan menjadi kacau dan semrawut. Seluruh makhluk sepertinya menyalahkan dan menekanku yang tidak becus dalam mengerjakan perintahNYA. Sering kali aku malah tidak mengerjakan apa-apa karena bingung mau mulai darimana atau takut pekerjaan itu malah menjadi kacau.

Saudaraku satunya menjawab lagi "Maaf bang, Guru Yang Sangat Bijaksana pernah berkata 'kesuksesan dilangkah ke seribu selalu dimulai dari langkah pertama'.
Thomas Alfa Edison baru berhasil menemukan logam yang cocok sebagai elemen lampu pijar dipercobaan ke seribu. Itu setelah 999 kali BERHASIL menemukan logam yang tidak cocok digunakan sebagai lampu pijar. Bukan setelah 999 kali GAGAL. Yang keseribu itupun banyak kekurangannya, lalu dibenahi, direvisi, diperbaiki,hingga menjadi bola lampu yang mudah kita nikmati sekarang.
Abang masih ingat cerita Raja yang minta dicarikan seekor sapi? Yah seperti itulah, bawakan saja dulu sapinya. Kalau nanti Raja minta sapinya yang betina dan berwarna coklat, ya sudah cari kan lagi dan bawa kembali. Ternyata Raja minta tambahan spec sapinya yang sudah pernah beranak, ya sudah carikan dan bawa kembali kehadapan Raja. Begitu seterusnya hingga Raja merasa puas.
Sama saja bang,jika Tuhan sudah memerintahkan, kerjakan dulu dan persembahkan pada NYA. Janganpernah berharap pekerjaan kita sempurna, sebab kesempurnaan itu adalah milikNYA. Tapi selalu berikan lah yang TERBAIK dari kita untuk NYA seperti halnya Habil bin Adam A.S dulu.

Saudaraku yang berkesah menyambung "Itulah bang bodohnya aku. Aku tidak pernah tau apakah yang kukerjakan adalah yang terbaik dariku? Bukankah seharusnya bisa lebih baik lagi? Pekerjaanku sudah pernah dikerjakan orang-orang lain yang belum pernah bertemu Allah, tapi kenapa mereka bisa menghasilkan yang sangat baik? Sementara aku yang sering menemuiNYA, hasil kerjaku tidak sebagus mereka. Kan seharusnya pekerjaanku jauh lebih bagus dari mereka. Nah, kalau aku sendiri menilai kerjaku bukan yang terbaik, apalagi DIA?"

Saudaraku satunya menarik nafas panjang dan menghelanya. Terdiam sejenak, berkata "Kalau abang ragu, aku juga bingung gimana cara meyakinkannya. Yang jelas Guru sering cerita, mengerjakan apapun, APAPUN!! hendaklah dimulai dengan meminta ijin dari Tuhan. Kalau Dia sudah mengijinkan, langsung kerjakan sambil tak putus memandangi wajah Tuhan diantara kedua mataNYA. Biarkan Tangan NYA menjadi tangan mu kalau kau memegang, Mata NYA menjadi matamu kalau kau melihat, MulutNYA menjadi mulut mu kalau kau bicara. KakiNya menjadi kaki mu kalau kau berjalan. Lalu Guru mengambil ayat terakhir al-Insyirah '... selesai mengerjakan segala sesuatu kerjakanlah INI (you know what I mean) sungguh-sungguh dan bersabarlah.. hanya kepada TUHAN muuuu lah engkau berharap'. Yakinlah untuk terus berharap pada Tuhan mu kata Guru. 'Sebab kalau kau ragu sedikit saja, Tuhan pun akan ragu padamu.'. Yah yang saya ingat Guru sering cerita demikian bang, itu saya pegang dan saya coba terapkan dalam hidup saya"

Saudaraku yang gundah merenung dalam. Terlihat matanya berselimut air. "Astaghfirullah..kenapa aku bisa lupa ya? Aku pun ingat Guru memang sering bercerita demikian. Kenapa mesti di ingatkan abang dulu baru aku menyadarinya. Jangan jangan sudah terlambat pula. Entah sudah berapa lama akumengalami hal seperti ini. Aku khawatir aku malah sudah menjadi jauh dariNYA."

Saudaraku satunya tersenyum dan matanya berbinar. "Bagus lah kalau abang merasa jauh, daripada sok dekat? Kalau boleh aku berbagi ingatan lagi bang, Guru juga pernah cerita: sekalipun kau masih keturunan keluarga Nabi, jangan pernah kau merasa dekat dengan Allah, nanti setan malah masuk dalam dirimu. Merendah sajalah kau, negatifkan dirimu untuk ditarik Yang Maha Positif. Sungguh Luas makna cerita Guru kita itu bang. Dan satu lagi kalau aku masih boleh berbagi, tapi yang ini kudengar dari Jibril a.s, Petugas Penyampai Wahyu. Waktu ku menemui, beliau berbisik padaku: ALLAH tidak melihat kamu yang dulu, yang dianggap itu kamu yang sekarang dan yang akan datang"

Aku tertegun mendengar diskusi kedua saudaraku itu. Indah sekali persaudaraan hamba-hambaNYA.Teringat wejangan 'sering-seringlah berkumpul dengan orang sholeh'. Dari mendengarkan saja diskusi dua orang saudaraku diatas, aku sudah mendapat banyak ilmu syariat, tarekat, hakikat, dan ma'rifat. Tapi ilmu itu tetap sekedar omong kosong yang tertulis di otak bodoh ku ini hingga aku bisa mengamalkannya. Semoga diskusi kedua saudaraku ini dapat menjadi pelajaran bagi ku dan bagi saudara-saudaraku semua semata-mata untuk mendapat Ridho dan Kasih-NYA. Dan semoga aku bisa mengamalkan segala ilmu yang kuperoleh dengan ijin NYA.

Amiin Ya Rabbal Alamiiin.





JELATANG 


Salam Penuh Cinta Untuk Semua PeCinta-Nya

1 komentar:

  1. Alhamdulillah saya juga pernah bertemu Allah...mohon baca kisah saya itu di http://yunan4thoillah.wordpress.com/2009/08/15/saya-sudah-bertemu-allah/
    Syukron...

    BalasHapus