يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً 

“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah rasul serta ulil amri di antara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan rasul (As Sunah) jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Hal itu lebih baik untuk kalian dan lebih bagus hasilnya.”

(QS. An Nisaa’ [4]: 59)

Jumat, 30 Juli 2010

MENARI DAN BERNYANYI BERSAMA TUHAN

Sejak kecil kedua orangtuaku mengenalkan tarian dan nyanyian padaku.
Banyak guru tari dan lagu diundang kerumah dua kali seminggu
Disekolahpun tari dan lagu diajarkan selalu
Begitu pula di Candi, Pura, Gereja, Masjid, Vihara disekitarku

Berbagai sanggar dan kursus kuikuti
dari yang mengajarkan praktek sampai hanya sekedar teori
ada yang sepertinya meyakinkan adapula yang mendatangkan ragu
Total sudah hampir 20 tahun aku mempelajari tari dan lagu

Setiap hari kucoba menari dan bernyanyi seperti yang diajarkan padaku.
Iming-imingnya: kalau sempurna, kelak kan hidup bahagia
Walaupun saat itu aku bertanya apakah bahagia itu
kucoba terus menari dan bernyanyi walaupun hampa

Suatu hari suatu ketika rasa hampa begitu besar terasa
aku bertanya kapankah sempurna kapankah bahagia
aku bertanya apakah mereka sudah pernah merasa
Jawab guru-guru dan orangtua selalu: kelak disana kan kita rasa

Aaaahh... Bagaimana bisa??? renungku dalam-dalam.
Ternyata tari dan lagu mereka pun hampa!!! gumamku diam-diam
Apakah sejak pertama tercipta tari dan lagu selalu sama
cuma bisa berharap kan sempurna dan kelak bahagia nun disana

Bagaimana jika kelak tari dan laguku tak sempurna
Bagaimana jika kelak tari dan laguku tiada artinya
Bagaimana jika kelak tak kudapatkan bahagia
Bagaimana jika kelak tari dan laguku malah membawa derita?

Aku mogok, tak mau lagi menari dan bernyanyi.
Aku diam, coba menganalisa arti semua tari dan lagu yang kupelajari
Kusadari mungkin ini yang dirasakan Ibrahim, Bapak Para Nabi
hidup diantara penari dan penyanyi yang tak pasti

Aku berjalan, seperti Ibrahim menyangsikan Tuhan
Aku memandang, mencari jejak Jibril dilebatnya hutan
Jelaslah makna petuah suci Nabi Penghulu
"Siapa tak mencontoh aku, bukanlah umatku"

Jauh berjalan banyak rintang kuterjang
Tapi hanya derita dan airmata yang datang
Kecewa dan marahku makin lama makin menjulang
"AJARI AKU BERNYANYI DAN MENARI, TUHAN!!" jeritku lantang

Lama tak ada jawaban, tak ada balasan walau sekedar bisikan
Tapi disaat pucuk-pucuk ragu mulai merambati pikiran
mendadak datang bercerita seorang sahabat
menawarkan payung ditengah hujan yang lebat.

Maukah tari dan lagumu sempurna? tanya sahabat
Apakah sekedar hutang yang dibayar kelak disana? balasku sinis
Persis seperti Tuhan menari dan bernyanyi, jawabnya singkat
O ya? aku tersentak dan terpana mengangkat alis

Tarian dan Nyanyian Nabi mencontoh Tuhan, sahabatku melanjutkan
Jibril diperintahkan tuk menjadi guru yang mengajarkan
para sahabat yang mulia pun sudah pasti demikian
tari dan nyanyi seperti mereka kan pasti sempurna hingga akhir zaman

Apakah tari dan lagumu sudah sempurna sobat? aku penasaran
Aku menari bersama Yang Maha Sempurna, bisiknya pelan
Apakah kau merasakan bahagia kawan? pintuku sedikit terbuka
Menatap WajahNya adalah kebahagiaan tiada tara yang kurasa, tegasnya

ooh.. apakah aku diijinkan tuk belajar menari dan bernyanyi disana?
aku ingin merasakan kesempurnaan tari dan laguku
aku ingin menyaksikan tarian dan nyanyian Sang Maha Sempurna
aku ingin kebahagiaan menatap WajahNya seperti mu

Sahabat pun mambawaku kesanggar tari dan lagu milik Tuhan
aku dikenalkan para malaikat bergestur indah bersuara puja pujian
Oleh Jibril aku diajari hadap tata cara menari dan bernyanyi bersama Tuhan
Ujarnya: kepada seluruh Nabi dulu, persis seperti inilah yang kami ajarkan

Kuikuti gerak tari dan irama lagu para malaikat
tak jauh beda dengan tari dan lagu yang selama ini kudapat
memang awalnya masih kurasa hampa yang yang biasa
dengan sabar perlahan Jibril menjelaskan tips rahasia

Tips rahasia ini adalah milik Sang Maha Rahasia
Hanya dibisikkan pada penari-penyanyi yang dikehendakiNYA
Kalaulah semua penari dan penyanyi bisa
Bukanlah tips rahasia lagi namanya

Namun ku ceritakan rahasia itu sedikit saja
agar sahabat sanak saudara handai taulan tergerak mencarinya
Terserah mau katakan aku pendusta atau sudi percaya
Aku diantar kehadirat Tuhan bersama malaikatNya

Dihadapan Tuhan ternyata cerita di kitab suci menjelma nyata
Seluruh makhluk sujud menyembah bersimpuh dibawah KakiNYA
Kecuali Iblis saja yang masih enggan menelan ludah
mengalahkan kesombongan diri memang bukanlah hal mudah

Tuhanpun menari, begitu tegas dan lugas, indah tiada cacat
Tuhanpun bernyanyi, sangat merdu dan mematri kalbu dengan dahsyat
seluruh makhluk menari dan bernyanyi sambil menatap NYA
akupun malu-malu mengikuti gerak dan nada NYA

Tarian Tuhan terlihat sempurna menyempurnakan tarian seluruh makhlukNya
Nyanyian Tuhan terdengar bahagia membahagiakan nyanyian seluruh makhlukNya
Dongeng Kesempurnaan dan Kebahagiaan menjelma nyata
aah,, tak ingin kuhentikan tari dan lagu ini meskipun sekejap mata

Balik ke dunia kudatangi sahabat sanak saudara handai taulan
kuhampiri orangtua, mertua, para guru tari dan lagu terdahulu
Kuceritakan tentang NYATANYA kesempurnaan dan kebahagiaan
Tapi sayang, banyak yang merasa tari dan lagu mereka terganggu

Amat banyak yang meyakini kesempurnaan dan kebahagiaan tak diraih didunia
mereka terbiasa dibuai harapan dan dongeng yang tak pasti akhirnya
Bahkan banyak pula yang mengatakan aku merusak tari dan lagu Nabi
padahal mereka menari dan bernyanyi taklah seperti Nabi

Woi!! tegur Jibril padaku, tak usah kau urusi tarian dan nyanyian mereka
Menarilah dan bernyanyi saja seperti tarian dan nyanyian Tuhan
Woi!! tegur Jibril lagi, pentaskan tarian dan lagu Tuhan pada mereka
Agar bertambah sejenismu menyaksikan yang mereka harapkan

Dua teguran itu membuat ku bingung dalam bersikap
aku belum bisa menari dan bernyanyi seperti Tuhan
Sepertinya getun bimbang dalam hatikupun tertangkap
Woi!! tambah Jibril, Sempurna dan Bahagia adalah TUJUAN

PLAK! kutepuk jidadku. Begitu rupanya rahasia yang jarang disadari
Meskipun ribuan tahun seluruh orang menari dan bernyanyi
selalu kesempurnaan dan kebahagiaan saja yang selama ini dituju
tapi justru kehampaan dan kesia-siaan lah yang slalu mereka temu

Teringat satu petuah Tuhan dalam syair lagu yang Dia Nyanyikan
Walau kala itu hadir seluruh makhluk, kuyakin ditujukan padaku
: Anak Ku, dulu sekali Aku pernah bernyanyi pada KekasihKu Penghulu Ummat
Bukan Kau yang memegang, memanah, dan berkarya Hai Muhammad..

Ternyata, aku harus menari dan bernyanyi seperti KekasihNYA
Selamanya manusia HARUS dibimbing Jibril tuk bisa tiba kehadiratNYA
Mustahil manusia bisa menari dan bernyanyi seperti Tuhan
jika tarian dan nyanyian Tuhan belum pernah disaksikan


Hingga kini dan kuharap sampai kelak jasadku mati
aku tak mau dan tak bisa menari dan bernyanyi sendiri
Pintaku sederhana dan ter-do'a dibalik kerendahan qalbu
"TUHAN, MOHON IJIN MENARI DAN BERNYANYI BERSAMAMU"


OLEH : padimuda

JELATANG 

Salam Penuh Cinta Untuk Semua PeCinta-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar