يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً 

“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah rasul serta ulil amri di antara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan rasul (As Sunah) jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Hal itu lebih baik untuk kalian dan lebih bagus hasilnya.”

(QS. An Nisaa’ [4]: 59)

Kamis, 15 April 2010

SUFI MUDA DAN JIN BUTO IJO (PART.2)

Sufi Muda : “baiklah bila memang kau hebat dan sakti ,maka cobalah untuk merubah batu kerikil menjadi sebuah binatang yang bisa terbang”

Buto Ijo mengambil sebuah kerikil dan mencobanya,kerikil itu dimasukan ke sehelai kain (seperti tukang sulap aja ya...heheee..) dilanjutkan membaca mantra,panjang lebar ,dan hasilnya.... NIHIL atau biasanya kita menyebutnya dengan kata "GAGAL TOTAL" (tentu saja,lha wong Sufi Muda minta tolong sama TUHAN-nya agar sihir si Buto Ijo tidak berfungsi,,,lalu TUHAN nya bilang "ACC" *yang tau-tau aja* )

karena kegagalanya kemudian Buto Ijo dengan penuh emosi melemparkan kerikil itu kepada Sufi Muda,sambil mengatakan

Buto Ijo:"sekarang coba kamu yang melakukanya,kalau kamu berhasil,kamu boleh berdakwah di kampung ini sesuka hatimu!!!"

Sufi Muda: OK!..ini sangat mudah (dengan nada sedikit banyak menjengkelkan,agar Buto Ijo semakin emosi ,,karena menurut ilmu psikologi yang dia pelajari,'semakin emosi seseorang tak terkendali,maka semakin banyak kelemahan orang tersebut akan tampak')

kemudian Sufi Muda memasukan kerikil itu ke saku samping bajunya,beberapa lama kemudian "triiiing!!!" keluarlah seekor burung gereja dari sakunya (anggap saja trick sulap macam ini zaman dulu blom ada,,dulu kan houdini blom lahir (: ..)

Buto ijo sangat terkesan akan apa yang diperlihatkan Sufi Muda tersebut, (memang pada umumnya orang lebih terkesan dengan hal-hal yang tak logis dan malah sangat menghargainya tinggi-tinggi,dan menyepelekan hal-hal yang sebenarnya masuk akal,zaman makin gila,orangpun banyak yang ikut Gila...eh itu sih zaman sekarang,,piss ^_^),lalu Buto Ijo berfikir dia harus mencari cara lain untuk mengalahkan Sufi Muda,dengan cara yang lebih licik tentunya.

Buto Ijo :”baiklah aku mengaku kalah,kau bebas berdakwah di daerah sini sesuai dengan perintah Gurumu .tapi sebelumnya maukah kamu singgah di tempatku semalam ini,aku akan menjamu mu,dan kamu boleh bermalam di tempatku bila kamu mau,mungkin kita bisa bertukar pengalaman sambil melewati malam ini”.

Sufi Muda
: karena kau mengaku kalah…baiklah,kuterima tawaranmu,mari kita segera berangkat ketempatmu!...(meski sebenarnya Sufi Muda sebenarnya telah mencium niat buruk Si Buto Ijo,dia hanya berpura-pura percaya pada Buto Ijo...ehm,biar ada bahan ceritanya lagi sih sebenernya..)

Setelah tiba di tempat Buto Ijo mereka makan malam bersama dan bercakap-cakap menceritakan pengalamanya masing-masing hingga larut malam,singkat cerita malam telah larut,bulan dan bintang gemintang telah bersinar penuh,mereka pun segera beristirahat untuk mengembalikan stamina setelah melalui hari yang panjang.

Buto Ijo: “marilah tidur di dekatku anak muda,aku hanya memiliki satu ranjang di gua gelapku ini”.

Sufi Muda: “baiklah ,aku juga sangat membutuhkan istirahat”

Tapi Sufi Muda mendapat ‘radar’(yang tau-tau aja :P) dari Gurunya ,bahwa Buto Ijo sedang merencanakan hal licik untuk membunuh Sufi Muda, pemuda itupun segera menyusun rencana,dan…..ting!!(kayak di film-film cartoon)tiba-tiba ada ide yang datang dari Maha Gurunya lagi (bla...bla...bla....Maha Gurunya mengajarkan sesuatu)

dan Sufi Muda pun menjalankan rencana dari Gurunya,dalam kegelapan gua Buto Ijo dia menukar posisinya dengan sebuah batang pohon pisang dan menutupinya dengan selimut,karena Sufi Muda merasa bahwa Buto Ijo akan mengambil kesempatan pada saat Sufi Muda terlelap,kemudian setelah menukar posisinya dengan batang pohon pisang,Sufi muda mencari tempat bersembunyi(yang lebih gelap tentunya) dan mengawasi dari sana.

ternyata benar,setelah satu jam,Buto Ijo yakin bahwa Sufi Muda telah terlelap,maka Raksasa buruk rupa itu segera mengambil gada(palu besar yang ujungnya bulat besar,terbuat dari kuningan mirip punya hanoman,eh ..entah siapalah dia,yang jelas tokoh Ramayana)yang merupakan senjata andalanya,dan meghantam tubuh dan kepala Sufi Muda sebanyak lima kali...dug...dug....dug....dug...duuuug....

Buto Ijo telah yakin bahwa Sufi Muda itu pasti mati akibat pukulan keras yang telak berkali ke tubuh dan wajahnya(dia tak tahu bahwa sebenarnya yang dia pukul itu hanyalah batang pohon pisang...'kennnna deh!!'), kemudian setelah puas memukul pemuda itu,Buto Ijo kembali tidur,tanpa melihat dulu bagaimana keadaan si korban, si Buto Ijo kembali melanjutkan tidurnya,dan berniat besok pagi saja membuang mayat Sufi Muda ini,karena dia sudah sangat kelelahan...

Sufi Muda melihat semua kejadian itu dari tempat persembunyianya,dan beberapa saat setelah terdengar suara ngorok si Buto Ijo (yang persis paduan suara kodok ijo yang lagi mendendangkan mars panggil hujan),Sufi Muda kembali ke posisi tidurnya di sebelah Buto Ijo.(tentunya batang pohon pisang itu di buang dahulu jauh-jauh)

singkat cerita datanglah pagi,mereka berdua terbangun karena kokok ayam jantan yang teriak kegirangan karena menyadari ternyata matanya tidak buta(padahal dia hanya rabun senja, tapi mungkin memang sudah sifat dasarnya 'ayam' suka lebay..hehee...ayam...ayam!! )

setelah mereka terbangun secara bersamaan,begitu terkejutnya si Buto Ijo yang dungu melihat Sufi Muda begitu mulus seperti sedia kala,tak ada goresan sedikitpun di badan atau wajahnya (pokoknya mulus...lus...lus...lus...seperti model produk penghalus wajah 'ups,ikut-ikutan lebay,kebanyakan ngomongin ayam kali yah??'),kemudian Sufi Muda menyapa;

Sufi Muda
:"salam, selamat pagi pak jin,tidurnya nyenyak ya?...sungguh ,saya suka dengan kelembaban gua ini,sangat sejuk,begitu nyaman,hanya saja.....mmmmm ranjang ini sudah tak baik lagi ,kasur anda banyak bangsatnya (sejenis serangga kecil yang suka hidup di tempat lembab yang nyaman,seperti kasur,bantal,sofa dan sejenis bed set lainya,kalau kita tidur diatas kasur itu dan terkena gigitanya biasanya kita teriak "bangsaaaaaaat! dengan nada emosi pastinya!!,oleh karena itu dikalangan tetangga(jiran) saya menyebutnya dengan nama 'Bangsat'...*_* sebenarnya lebih halus kalau disebut 'kutu busuk' _but somehow we seem to conveniently call it "BANGSAT" _.) semalam saya lima kali di gigit oleh serangga itu,benar-benar menyebalkan,tapi selain itu saya juga ingin ucapkan banyak terima kasih untuk anda,karena selain memperbolehkan saya berdakwah di desa ini,kau juga telah menjamu saya dengan sangat amat baik,dan semalam anda begitu baik telah memukul serangga-serangga yang mengganggu tidur saya"

Buto Ijo:(sambil membayangkan ulang ketika memukul Sufi Muda itu dengan sangat keras semalam,selain itu juga terkagum-kagum dengan kesaktian Sufi Muda sehingga pukulanya hanya terasa seperti di tepuk saja,padahal Buto Ijo telah memukul sekuat tenaga sampai keluar sesuatu...,,ups...jangan diteruskan!!)
eh...mmmm...iya...iya....harusnya saya yang bilang 'saya sangat senang dan bangga karena anda telah menyempatkan diri dan sudi mampir ketempat saya,saya merasa beruntung...semoga lain kali anda sudi untuk datang lagi...dan saya mau pamit sebentar,saya mau pergi ketempat orang tua saya,kabarnya beliau sedang sakit ,jadi saya mau menjenguknya(balas jawab si Buto Ijo karena sangat takutnya Sufi Muda mengetahui apa yang telah dilakukanya semalam,dan dia khawatir Sufi Muda itu akan membalasnya).

dan beberapa saat kemudian mereka pergi bersamaan,Sufi Muda ke desa tujuan,dan Buto Ijo mengungsi(semoga kebersamaan mereka yang sesaat bisa menjadi 'sebuah kisah klasik untuk masa depan'...heheee...kayak judul lagu).

akhirnya Sufi Muda pun bebas berdakwah di desa yang dituju,dan berhasil mengembailikan keimanan penduduk desa tersebut,yang sebelumnya telah rusak porak poranda akibat kepercayaan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan sehingga menghasilkan mitos yang berkepanjangan dan membuat senang si Buto Ijo.

sedangkan si buruk rupa 'Buto Ijo' pergi mengungsi dan tidak pernah kembali,dia khawatir Sufi Muda akan membalas perlakuanya,dia kalah bukan oleh kesaktian/kekeramatan yang diberikan oleh Maha Guru kepada Sufi Muda melainkan oleh kecerdikan Sufi Muda yang diberikan oleh TUHAN melalui Maha Gurunya.


*(SANGAT RAHASIA)
(sebenarnya burung gereja yang keluar dari kantong Sufi Muda itu adalah burung yang ditemukan Sufi Muda sewaktu dalam perjalanan,Sufi Muda menemukanya dalam keadaan terluka,kemudian Sufi Muda merawat burung itu selama perjalanan sehingga burung itu pulih dari lukanya dan bisa terbang,dan waktu yang tepat untuk melepaskanya kealm bebas adalah,tepat pada saat Sufi Muda di hadang oleh si Buto Ijo....ssssst,jangan bilang-bilang ya...
sekali lagi....kennna deh!!!!)

*ini baru cerdiknya lho...belom keramat dari Gurunya...bayangkan kalau dua-duanya dipadukan....




dari kisah Sufi Muda ini s'MOGA ada hikmah yang di dapat...

("Power saja belum tentu cukup untuk merubah sesuatu agar jadi lebih baik")


JELATANG



Salam Penuh Cinta Untuk Semua PeCinta-Nya

11 komentar:

  1. manteepp bro!! ada sequel tak haha

    BalasHapus
  2. ada laa..sudah di posting lagi...

    BalasHapus
  3. sufi muda bahasanya GAUL bangets yach....?

    BalasHapus
  4. mencoba untuk membuka mata khalayak ramai..
    bahwa SUFI tak kaku...
    dan tidak kuno...
    salam Penuh Cinta..
    terima kasih telah sudi mampir ke sini...
    ^_^

    BalasHapus
  5. Huahahah..
    Mantab kali ceritanya Bang! ;)

    oya, yg pake semjata gada itu namanya Bima kalo ga salah bang.. ;D

    Hidup Sufi Muda!

    Salam CINTA..

    BalasHapus
  6. Samyo Bertanya....

    Keramat Guru apa otomatis nggak mencerdaskan dan mencerdikkan kita bang...Suwun nggeh..Salam cnta damai di bumi hingga akherat

    BalasHapus
  7. @Mr.Grandofvotes7
    iya mas...saya gak tau Gada senjata siapa...lupa waktu nulis ini...
    tapi yag saya tau barang siapa beserta Allah Pasti menang..hehehe..
    makasih mas ,sudah sempat mampir ke gubuk saya

    Salam penuh Cinta..

    BalasHapus
  8. Anonim mengatakan...
    Samyo Bertanya....

    Keramat Guru apa otomatis nggak mencerdaskan dan mencerdikkan kita bang...Suwun nggeh..Salam cnta damai di bumi hingga akherat
    -------------------------------------------
    >>>rasa yang di dapatkan masing-masing salik berbeda..tergantung tingkat keyakinan dia...
    seperti obat yang dokter berikan kepada pasien...kalau pasien pesimis dengan sang dokter maka obat dari dokter yang di konsumsipun lambat bereaksi di dalam tubuh,,,
    begitupula dalam berguru..kalau kita tidak yakin bahwa Guru akan mencerdaskan kita,,,maka semua pelajaran yang diberikan tidak akan berpengaruh apa-apa dalam kehidupan kita...

    Salam penuh Cinta..

    BalasHapus
  9. i like it, patut di teladani.

    BalasHapus
  10. ♏♏♏ªªªªñÑñŤŤŤªªªªªPPPP(y) mas sufi muda lanjutkan

    BalasHapus