يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً 

“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah rasul serta ulil amri di antara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan rasul (As Sunah) jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Hal itu lebih baik untuk kalian dan lebih bagus hasilnya.”

(QS. An Nisaa’ [4]: 59)

Selasa, 19 Januari 2010

SYEIKH BAHAUDDIN NAQSYABANDI .QS


Syeikh Bahauddin Naqsybandi.QS(ahli sisilah-15 dari rantai emas Naqsyabandiah) adalah Samudra Ilmu yang tak bertepi. Ombaknya dianyam oleh mutiara Ilmu Ilahi. Beliau menjernihkan kemanusiaan dengan Samudra Kemurnian dan Kesalehan. Beliau melepaskan dahaga jiwa dengan air yang berasal dari dukungan spiritualnya. Seisi dunia, termasuk samudra dan benua, berada dalam genggamannya. Beliau adalah bintang yang berhiaskan Mahkota Petunjuk. Beliau mensucikan seluruh jiwa manusia tanpa kecuali dengan nafas sucinya.Cahayanya menembus setiap lapisan ketidakpedulian. Keluarbiasaannya melahirkan bukti terhempasnya asa tertepis dari keraguan hati kemanusiaan. Keajaibannya yang penuh kekuatan membawa kehidupan kembali ke dalam hati setelah kematiannya dan menyiapkan jiwa-jiwa dengan perbekalan mereka bagi kehidupan spiritual di masa mendatang. Beliau terpelihara di Maqam Busur Perantara tatkala beliau masih dalam buaian. Beliau menghisap nektar ilmu ghaib secara terus-menerus dari Cangkir Makrifat (Realitas). Segala Puji bagi Allah swt. yang telah mengirimkan seorang mujaddid (yang menghidupkan agama Islam dan menyesuaikan dengan Zaman). Beliau mengangkat hati manusia, menyebabkan mereka mengangkasa ke langit spiritual. Beliau membuat raja-raja berdiri di pintunya. Beliau menyebarkan petunjuknya dari Utara hingga Selatan, dan dari Timur hingga ke Barat. Beliau tidak meninggalkan seorang pun tanpa dukungan surgawi, termasuk binatang-binatang liar di rimba raya. Beliau adalah Ghawts teragung, Busur Perantara, Sultannya para Awliya, Kalung bagi seluruh mutiara spiritual yang dipersembahkan di alam semesta ini oleh Hadirat Ilahi. Dengan cahaya petunjuknya, Allah swt. membuat yang baik menjadi yang terbaik, dan mengubah yang jahat menjadi baik.

Beliau adalah Salah satu Guru dari tarekat ini dan syekh dari Mata Rantai Emas serta merupakan pembawa alur Khwajagan yang terbaik.
Beliau dilahirkan di bulan Muharram pada tahun 717 H/1317 M, di desa Qasr al-`Arifan, dekat Bukhara. Allah SWT menganugerahkannya kekuatan-kekuatan ajaib di masa kecilnya. Beliau telah diajari rahasia tarekat ini oleh guru pertamanya, Sayyid Syeikh Muhammad Baba As-Samasi QS (*13). Kemudian beliau diberikan rahasia dan kemampuan dari tarekat ini oleh Syaikhnya, Sayyid Amir al-Kulal QS (*14). Beliau juga merupakan Uwaysi dalam hubungannya dengan Rasulullah SAW, karena beliau dibesarkan dalam hadirat spiritual Abdul Khaliq fadjuwani al-Ghujdawani QS (*9) yang telah mendahuluinya selama 200 tahun.

Awal Mula dari Bimbingannya dan Bimbingan dari Awal Mulanya


Syah Naqsyband QS berumur delapan belas tahun ketika beliau dikirim kakeknya ke kampung Samas untuk melayani Syekh agung tarekat, Muhammad Baba as-Samasi QS., yang telah memintanya. Dari awal persahabatannya dengan syekh tersebut, beliau melihat anugerah yang tak terhitung di dalam dirinya, dan kebutuhan yang amat sangat akan kesucian dan ibadah. Dari masa mudanya, beliau bercerita,

Aku akan bangun lebih awal, tiga jam sebelum shalat Fajar, berwudhu, dan setelah melaksanakan shalat sunnah, aku akan bersujud, memohon pada Tuhan dengan doa berikut, “Wahai Tuhanku, berilah hamba kekuatan untuk menjalankan kesulitan-kesulitan dan rasa sakit dari Cinta-Mu.” Lalu aku akan shalat Fajar bersama dengan syekh.

Ketika beliau keluar, suatu hari beliau melihat ke arahku dan berkata, seolah-olah beliau telah bersamaku ketika aku berdoa tadi, “Wahai anakku, kau harus mengubah cara berdoamu. Daripada berkata,;Ya Allah swt! Anugerahkanlah ridha-Mu pada hamba yang lemah ini.; Tuhan tidak senang hamba-Nya berada dalam kesulitan. Walau Tuhan dalam kearifan-Nya mungkin memberikan kesulitan pada hamba-Nya untuk mengujinya, sang hamba tak boleh meminta untuk berada dalam kesulitan. Hal ini berarti tidak menghormati Tuhanmu.”

Ketika Syekh Muhammad Baba as-Samasi QS. wafat, kakekku membawaku ke Bukhara dan aku menikah di sana. Aku tinggal di Qasr al-Arifan, yang merupakan pemeliharaan yang khusus dari Allah swt. bagiku, karena aku menjadi dekat dengan Sayyid Amir Kulal QS. Aku tinggal dan melayaninya, dan beliau mengatakan padaku bahwa Syekh Muhammad Baba as-Samasi QS. telah berkata jauh hari sebelumnya bahwa “Aku tak akan senang denganmu bila engkau tidak memeliharanya dengan baik.”

Suatu hari, Aku duduk bersama seorang teman, dalam pengasingan (khalwat), tiba-tiba langit terbuka dan suatu pemandangan yang agung datang padaku dan Aku mendengar sebuah suara yang berkata, “Tidakkah cukup bagimu meninggalkan setiap orang dan datang ke Hadirat Kami sendirian saja?” Suara ini membuatku gemetar dan lari dari rumah itu. Aku berlari ke sebuah sungai di mana aku lalu menyeburkan diri. Aku mencuci pakaianku lalu shalat dua rakaat dengan cara yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, aku merasa seolah-olah sedang shalat dalam Hadirat-Nya. Segalanya begitu terbuka ke dalam hatiku dalam bentuk tanpa sekat (kasyf). Seluruh semesta lenyap dan aku tak menghiraukan segala hal kecuali berdoa ke Hadirat-Nya.

Di awal keadaan ketertarikanku, Aku pernah ditanya, “Mengapa engkau ingin memasuki jalan ini?” Aku menjawab, “Agar segala yang aku katakan dan aku kehendaki akan terjadi.” Aku dijawab, “Itu mustahil. Segala yang Kami katakan dan segala yang Kami kehendaki, itulah yang akan terjadi.” Dan aku berkata, “Aku tak bisa melakukan hal itu. Aku harus diizinkan untuk berkata dan untuk melakukan segala yang aku suka, atau, aku tak menginginkan jalan ini. Lalu aku menerima jawabannya, “Tidak bisa. Segala yang Kami kehendaki untuk dikatakan dan apapun yang Kami kehendaki untuk terjadi pastilah terucapkan dan terjadi.” Lalu Aku berkata lagi, “Segala yang aku katakan dan segala yang aku kerjakan itulah yang pasti terjadi.” Kemudian aku pun ditinggalkan sendirian selama lima belas hari, hingga aku menderita depresi yang luar biasa. Kemudian aku mendengar sebuah suara, “Wahai Baha-uddin, segala yang kau inginkan, akan Kami kabulkan.” Aku amat bergembira. Aku berkata, “Aku ingin diberi sebuah tarekat yang akan memimpin semua orang yang berjalan di atasnya akan langsung menuju ke Hadirat Ilahi.” Dan Aku melihat suatu pemandangan yang agung dan sebuah suara berkata, “Yang kau minta telah dikabulkan.”

Kemajuan dan Perjuangannya dalam Tarekat

Syah Naqsybandi QS menyatakan,
Suatu saat Aku sedang mengalami ekstase dan tanpa akal pikiran (tidak sadar), berpindah dari sini ke sana, tak menyadari apa yang tengah kulakukan. Kakiku robek dan berdarah karena duri pada saat gelap. Aku merasa diriku ditarik ke rumah Syaikhku, Sayyid Amir Kulal QS. Saat itu malam sungguh gelap tanpa bulan dan bintang. Udara amat dingin dan Aku tak memiliki apapun kecuali sebuat jubah kulit yang sudah usang. Ketika Aku tiba di rumahnya, Aku menemukan beliau sedang duduk bersama para sahabatnya. Ketika beliau melihatku, beliau berkata kepada para pengikutnya, Bawa dia keluar, Aku tak menginginkan dia berada di rumahku. Mereka lalu mengeluarkan aku dan Aku merasakan ego berusaha menguasaiku, mencoba meracuni kepercayaanku kepada Syaikhku. Pada saat itu hanya Perlindungan Allah dan Rahmat-Nya-lah satu-satunya pendukungku dalam menerima penghinaan ini Demi Allah dan Demi Syaikhku. Lalu Aku berkata pada egoku, Aku tak memperkenankanmu untuk meracuni kepercayaanku terhadap Syaikhku. Aku begitu lelah dan tertekan sehingga Aku merendahkan hati di depan pintu kesombongan, meletakkan kepalaku di bawah pintu rumah guruku, dan bersumpah dengan Nama Allah I bahwa Aku tak akan pindah sampai beliau menerimaku kembali. Salju mulai turun dan udara yang begitu dingin menembus tulangku, membuatku gemetar dalam gelapnya malam. Bahkan cahaya rembulan pun tak ada untuk sedikit membuatku merasa nyaman. Aku ingat keadaan tersebut, hingga Aku membeku. Namun cinta akan pintu Ilahi Syaikhku yang ada dalam hatiku, membuatku tetap hangat. Subuh pun datang dan Syaikhku keluar dari pintu tanpa melihatku secara fisik. Beliau menginjak kepalaku, yang masih berada di bawah pintunya. Merasakan adanya kepalaku, dengan segera beliau menarik kakinya, membawaku ke dalam rumahnya dan berkata kepadaku, Wahai anakku, kau telah dihiasi dengan pakaian kebahagiaan. Kau telah dihiasi dengan pakaian Cinta Ilahi. Kau telah dihiasi dengan pakaian yang tidak pernah Aku dan Syaikhku kenakan. Allah senang denganmu, Rasulullah e senang denganmu, semua Syaikh dari Matarantai Emas senang denganmu. Kemudian dengan telaten dan sangat hati-hati beliau mencabuti duri-duri dari kakiku dan membasuh lukaku. Pada saat yang sama beliau menuangkan ilmu pada hatiku yang tak pernah Aku alami sebelumnya. Hal ini membukakan suatu pandangan di mana Aku melihat diriku memasuki rahasia Muhammadun Rasul-Allah . Aku melihat diriku memasuki rahasia ayat yang merupakan Haqiqa Muhammadiyya (Realitas Muhammad ). Hal ini mengantarkan aku untuk memasuki rahasia dari LA ILAHA ILLALLAH yang merupakan rahasia dari wahdaniyyah (Keunikan Allah). Hal ini lalu mengantar aku untuk memasuki rahasia Asma Allah dan Atribut-Nya yang dinyatakan dengan rahasia ahadiyya (Ke-Esa-an Allah ). Keadaan-keadaan tersebut tak dapat dilukiskan dengan kata-kata, hanya dapat diketahui lewat rasa di dalam hati.

Di awal perjalananku di thariqat ini, Aku biasa berkeliaran di malam hari dari satu tempat ke tempat lainnya di pinggiran kota Bukhara. Sendirian di gelapnya malam, khususnya di musim dingin, Aku mengunjungi pemakaman untuk memetik pelajaran dari yang telah meninggal. Suatu malam Aku dibimbing untuk mengunjungi nisan Syaikh Ahmad al-Ajgharawa k dan membacakan al-Fatihah baginya. Ketika Aku tiba, Aku menemukan dua orang yang belum pernah kutemui sebelumnya. Mereka menungguku dengan seekor kuda. Mereka menaikkan aku ke atas kuda dan mengikatkan dua bilah pedang di sabukku. Mereka mengarahkan kudanya ke nisan Syaikh Mazdakhin . Ketika kami tiba, kami semua turun dan memasuki makam dan masjid Syaikh tersebut. Aku duduk menghadap qiblat, tafakur, dan menghubungkan hatiku dengan hati Syaikh itu. Selama proses meditasi tersebut sebuah pandangan terbuka padaku dan Aku melihat dinding yang menghadap qiblat tiba-tiba runtuh. Sebuah singgasana raksasa muncul. Seseorang yang tinggi besar dan tak dapat dilukiskan dengan kata-kata sedang duduk di singgasana itu. Aku merasa mengenalnya. Kemanapun Aku palingkan wajah di semesta ini yang kulihat adalah orang itu. Di sekelilingnya terdapat kerumunan besar yang terdiri dari Syaikh-Syaikhku, Syaikh Muhammad Baba as-Samasi QS dan Sayyid Amir Kulal QS. Kemudian Aku merasa takut dengan orang yang tinggi besar itu sementara pada saat yang bersamaan Aku juga merasakan cinta terhadapnya. Aku memiliki ketakutan akan kehadirannya yang makin membesar dan cinta kasih akan kecantikan dan pengaruhnya. Aku berkata pada diriku sendiri, Siapa gerangan manusia agung ini? Aku mendengar sebuah suara di antara orang-orang di kerumunan itu berkata, Orang agung yang membesarkanmu di jalan spiritualmu ini adalah Syaikhmu. Dia melihat jiwamu manakala masih berupa atom di Hadirat Ilahi. Kau telah berada dalam pelatihannya selama ini. Dialah Syaikh Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS (*9) dan kerumunan yang sedang kau lihat itu adalah khalifah yang membawa rahasia agungnya,Matarantai Emas tariqat agung ini. Kemudian Syaikh tersebut mulai menunjuk kepada masing-masing Syaikh seraya berkata, Yang ini Syaikh Ahmad (*23) , ini Arif Riwakri (*10) , ini Syaikh Ali Ramitani (*12) , yang ini Syaikhmu, Muhammad Baba as-Samasi QS (*13), yang semasa hidupnya memberikan jubahnya untukmu. Apakah kau mengenalnya? Ya, kataku.

Kemudian beliau berkata kepadaku, Jubah itu, yang dia berikan kepadamu beberapa saat silam sekarang masih ada di rumahmu, dan dengan berkah Allah telah menyembuhkan banyak penderitaan dalam hidupmu. Lalu suara lain datang dan berkata, Syaikh yang berada di singgasana itu akan mengajarimu sesuatu yang kau perlukan selama berjalan lewat jalan ini. Aku bertanya apakah mereka akan mengizinkan Aku untuk bersalaman dengannya. Mereka mengizinkannya dan membuka hijab-nya (sekat) dan Aku pun mengambil tangannya. Kemudian beliau mulai menceritakan tentang suluk (perjalanan), awal, pertengahan dan akhirnya. Beliau berkata, Kau harus membenahi sumbu yang ada dalam dirimu sehingga cahaya dari yang tak terlihat dapat dikuatkan dalam dirimu dan rahasia-rahasianya dapat terlihat. Kau harus memperlihatkan ketetapanmu dan kau harus kukuh dalam syari'ah Rasulullah SAW dalam setiap keadaanmu. Kau harus menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah kepada yang munkar (QS 3:110, 114) dan tetap pada standar tertinggi dari syari'ah dan meninggalkan kemudahan-kemudahan, dan menyingkirkan penemuan baru dalam segala bentuknya (bid'ah), dan buatlah al-Hadits sebagai qiblatmu. Kau harus menyelidiki kehidupannya (sirah) dan sirah para sahabatnya, dan membuat orang untuk mengikuti dan membaca al-Quran baik siang maupun malam, serta melaksanakan shalat dengan segala ibadah tambahannya (nawafil). Jangan abaikan hal sekecil apapun dari kebaikan dan perbuatan-perbuatan mulia yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW

Begitu Abdul Khaliq QS selesai, khalifahnya berkata padaku, Agar yakin akan kebenaran pandangan ini, beliau mengirimkan suatu tanda begimu. Besok, pergi dan kunjungilah Maulana Syamsuddun al-Ambikuti , yang akan menghakimi dua orang. Katakan padanya bahwa si Turkilah yang benar dan si Saqqa-lah yang salah. Katakan padanya, Kau mencoba membantu si Saqqa, namun kau salah. Perbaikilah dirimu dan bantulah si Turki. Bila si Saqqa menyangkal apa yang kau katakan, dan si hakim terus membela si Saqqa, katakan padanya, Aku memiliki dua bukti. Yang pertama harus bilang pada si Saqqa, Wahai Saqqa, engkau sedang dahaga. Dia akan mengerti apa arti dahaga itu. Sebagai bukti kedua, kau harus bilang kepada si Saqqa, Kau telah meniduri seorang wanita dan dia menjadi hamil, dan kau telah memiliki bayi yang telah digugurkan, dan kau kuburkan bayi itu di bawah pohon pinus. Dalam perjalananmu menuju Maulana Syamsuddin QS , bawalah tiga butir kismis dan lewati Syaikhmu, Sayyid Amir al-Kulal QS. Dalam perjalananmu menuju beliau kau akan bertemu dengan seorang Syaikh yang akan memberimu sebantal roti. Ambillah rotinya dan jangan bicara sepatah kata pun dengan Syaikh tersebut. Lanjutkan hingga kau menemukan sebuah karavan. Seorang petarung akan mendekatimu. Nasihati dan dekati dia kembali. Dia akan menyesal dan akan menjadi salah seorang pengikutmu. Kenakanlah topimu dan bawa jubah Azizan kepada Sayyid Amir Kulal QS.

Setelah itu mereka memindahkan aku dan pandangan itu pun berakhir. Aku kembali pada diriku sendiri. Hari berikutnya Aku pulang ke rumahku dan bertanya kepada keluargaku tentang jubah yang telah disebutkan dalam pandangan itu. Mereka membawanya ke hadapanku dan berkata, Ini telah ada di sana sejak lama sekali. Ketika Aku melihat jubah itu keharuan yang mendalam melandaku. Aku mengambil jubah itu dan pergi ke desa Ambikata, di pinggiran Bukhara, menuju masjid Maulana Syamsuddin QS. Aku shalat Fajar bersamanya dan kemudian Aku menyampaikan tanda yang sangat membuatnya terkejut. Si Saqqa itu ada dan dia menyangkal bahwa si Turki itu yang benar. Lalu Aku menyampaikan bukti-bukti itu kepada beliau. Dia menerima yang pertama namun menyangkal yang kedua. Lalu Aku mengajak orang-orang yang berada di masjid itu untuk pergi ke pohon pinus yang ada di dekat masjid. Mereka menurut dan menemukan seorang anak yang terkubur di sana. Si Saqqa lalu datang dan menangis serta memohon maaf atas apa yang telah dia perbuat, namun semuanya telah berakhir. Maulana Syamsuddin QS dan orang lain yang berada di masjid itu benar-benar terkejut.

Aku bersiap untuk melakukan perjalanan keesokan harinya ke kota Naskh dan telah memegang ketiga kismis kering. Maulana Syamsuddin k mencoba menahanku dengan berkata, Aku sedang melihat dalam dirimu ada penyakit karena merindukan kami dan hasrat yang membara untuk menggapai Ilahi. Penyembuhmu berada di tangan kami. Aku menjawabnya, Wahai Syaikhku, Aku adalah anak dari orang lain dan Aku adalah pengikutnya. Bahkan bila kau tawarkan untuk merawatku dengan susu dari maqam yang lebih tinggi, Aku tak dapat menerimanya, kecuali dari seseorang yang kepadanya Aku berikan hidupku dan daripadanya Aku mengambil bai'at. Kemudian beliau terdiam dan mengizinkan aku untuk melanjutkan perjalanan. Aku bergerak seperti yang telah diperintahkan hingga Aku bertemu dengan Syaikh itu dan dia memberiku sebantal roti. Aku tidak bicara dengannya. Aku mengambil rotinya seperti yang telah diperintahkan. Kemudian Aku menemukan sebuah karavan. Mereka bertanya dari mana Aku berasal. Aku bilang, Ambikata! Mereka bertanya kapan Aku berangkat. Aku bilang, Pada saat matahari terbit. Mereka terkejut dan berkata, Desa itu bermil-mil jauhnya dan akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menempuh jarak itu. Kami meninggalkan desa itu tadi malam dan kau di saat matahari terbit, namun kau telah menyusul kami. Aku melanjutkan (perjalanan) hingga Aku bertemu dengan seorang tukang kuda. Dia menyapaku, Siapa kau? Aku takut kepadamu! Aku bilang, Di tangankulah kau akan bertobat. Dia lalu turun dari kudanya, menunjukkan seluruh kerendahannya di hadapanku dan bertobat dan melemparkan seluruh botol anggur yang dibawanya. Dia menemaniku menemui Syaikhku, Sayyid Amir Kulal k. Ketika Aku menemuinya, Aku menyerahkan jubah kepadanya.

Beliau terdiam untuk beberapa saat dan kemudian beliau berkata, Ini adalah jubah Azizan. Aku diberi tahu tadi malam bahwa kau akan membawanya kepadaku, dan Aku telah diperintahkan untuk menyimpannya dalam sepuluh lapisan penutup. Lalu beliau menyuruhku untuk memasuki ruangan pribadinya. Beliau mengajariku dan menempatkan dzikir khafa di dalam hatiku. Beliau memerintahkan Aku untuk memelihara dzikir itu siang dan malam. Sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Syaikh Abdul Khaliq al-Ghujdawani dalam pandangan itu untuk berketetapan pada cara yang sulit, maka Aku memelihara dzikir khafa yang merupakan bentuk dzikir tertinggi. Sebagai tambahan, Aku biasa menghadiri kumpulan murid-murid luar untuk belajar ilmu syari'ah dan al-Hadits, dan belajar mengenai sifat-sifat Rasulullah QS dan para Sahabatnya. Aku melakukannya karena pandangan itu menyuruhku demikian, dan hal ini menyebabkan perubahan besar dalam kehidupanku. Semua yang diajarkan Syaikh Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS dalam pandangan itu melahirkan buah yang diberkahi dalam kehidupanku. Ruhnya selalu menemani dan mengajariku.


BERSAMBUNG....


Salam Penuh Cinta Untuk Semua PeCinta-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar