kulihat seekor anjing malang..
lemah,,dengan tubuh penuh lukisan tulang rusuk yang menimbul…
bahkan tak terlihat air liur dari lidahnya yang menjulur…
kehausan karena terlalu lama terlena di keindahan bumi,,
yang menjanjikan tulang dan daging yang melimpah…
sehingga akhirnya terjebak dipanasnya kemarau..
yang menjelma dimasa-masa akhir hidupnya…
terlambat untuknya menyadari,,
bahwa dia terlalu lama terkurung di dalam kesombongan tubuh yang perkasa…
dan taring yang tajam,,sehingga dia merasa tak akan ada yang berani menghalangi ambisinya...
sehingga dia tertipu dengan iming-iming fatamorgana..
hingga di ujung jalan dia pun renta dan tak bisa apa-apa…
lalu ketika anjing itu menemukan sebuah danau jernih yang penuh ikan segar didalamnya,,
tak sabar rasanya ingin lekas menyelam,,
makan dan minum sebanyak-banyaknya…
namun ketika dilihat lebih dekat ke danau yang permukaanya tenang itu..
dia melompat dan berlari mundur ketakutan..
karena di dalam danau itu ada anjing lain yang sedang mengawasinya…
tak sadar si anjing tua bahwa itu adalah bayanganya…
anjing tua merasa terlalu lemah untuk maju berlaga dengan “anjing yang lainya” itu…
berulang kali hal itu berlaku setiap dia mendekati danau itu,,
selalu ada ”anjing lainya”…
namun akhirnya…karena rasa butuh yang tak terbendung lagi…
dengan pasrah (seistilahnya),,
dan laa hawwla walaa quwwata (dengan gaya bahasanya)…
ia hempaskan segala rasa takutnya,dan loncat kedalam air…
hingga seluruh tubuhnya pun basah,,
dan kini memiliki banyak air untuk diminum dan dikelilingi ikan segar…
dan tentu saja bahagia meliputinya ,,
karena “anjing yang lain” telah lenyap…hilang…
anjing itupun menyadari bahwa halanganya selama ini adalah dirinya sendiri…
yang selalu menjelma dengan bentuk bayang-bayang kekelaman,,
yang membuatnya takut untuk terus “maju”…
dan kini....
rintangan yang menghalanginya dengan apa yang dia cari selama ini telah mencair…
*seandainya saja aku seberani anjing itu….
JELATANG
Salam Penuh Cinta Untuk Semua PeCinta-Nya
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah rasul serta ulil amri di antara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan rasul (As Sunah) jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Hal itu lebih baik untuk kalian dan lebih bagus hasilnya.”
(QS. An Nisaa’ [4]: 59)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar